Perilaku Hiperaktif Pada Anak

Bismillaah


Assalamu’alaikum,

Teman-teman pernah melihat anak balita yang sangat aktif tidak bisa diam seperti tenaganya tidak pernah habis??, atau punya adhek yang seperti itu. Beberapa tahun terakhir ini, aku sendiri sering melihat anak-anak seumuran balita sampai umur 7 tahun tingkahnya ada aja, ngomongnya banyak, dan terkadang/sering tidak mendengarkan orang lain yang mengajaknya bicara. Orang sering bilang anak seperti ini disebut anak yang hiperaktif dan kadang bisa disebut "Anak Nakal" karena seringnya dia membuat teman yg lain nangis atau membuat orang tuanya kewalahan menjaganya.
Aku jadi penasaran, sebenarnya apa penyebab anak-anak balita atau anak kecil sekarang menjadi anak yang hiperaktif??, apakah kelebihan asupan gizi karena sekarang sudah banyak susu formula, makanan balita yang lengkap vitamin, mineral, dll, apa karena banyaknya polusi air, tanah dan udara sehingga menimbulkan keracunan?, atau sang ibu sering depresi waktu hamil?, akhirnya setelah cari2 artikelnya ketemu juga … teman-teman bisa membaca tulisan dibawah ini.

Perilaku Hiperaktiv Pada Anak
Hiperaktif

Hiperaktif
adalah suatu pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam,
tidak menaruh perhatian dan impulsif (semaunya sendiri). Anak yang hiperaktif
cenderung untuk selalu bergerak, bahkan dalam situasi yang menuntut agar mereka
bersikap tenang. Mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam waktu beberapa menit
saja. Sebentar-sebentar mereka bergerak untuk pindah dari permainan yang satu ke
permainan yang lain. Hal ini disebabkan karena mereka merasa tidak puas dengan
kegiatan yang dilakukannya.

Menurut Dr. Erik Taylor,
perbedaan jenis kelamin dapat menentukan peluang seorang anak untuk berperilaku
hiperaktif. Anak laki-laki mempunyi kemungkinan 3 sampai 4 kali lebih besar
untuk menjadi hiperaktif dibanding anak perempuan. Karena masalah yang biasanya
menyertei hiperaktivitas (misal sifat agresif) pada anak perempuan tidak begitu
berkembang.
Anak Anda Hiperaktif ?

Seringkali
orang tua terlalu dini untuk menilai anaknya hiperaktif. Vonis ini dijatuhkan
begitu melihat keaktifan anaknya yang melebihi anak lain. Padahal belum tentu
demikian.

Dr. Erik Taylor membagi
perilaku aktif yang berlebihan menjadi 3, yaitu :

1) Overaktivitas, yaitu perilaku anak yang tidak mau
diam yang disebabkan kelebihan energi. Hal ini menandakan bahwa anak tersebut
sehat, cerdas dan penuh semangat. Tapi overaktifitas sesaat bisa terjadi pada
anak yang keaktifannya normal.

2) Hiperaktivitas, yaitu pola perilaku overaktif yang
cenderung ngawur (tidak pada tempatnya).

3) Sindrom hiperkinetik, yaitu semua bentuk hiperaktifitas
parah, yang menyertai jenis kelambatan lain dalam perkembangan psikologi,
misalnya sikap kikuk dan kesulitan bicara. Anak yang berperilaku sangat aktif
pada usia 2-3 tahun belum bisa dikatagorikan hiperaktif, karena rentang
aktivitas yang dianggap normal masih besar. Baru setelah anak berusia 3 tahun
keatas, aktivitas tidak terarahnya akan menurun drastis. Sebab itu, telebih
dahulu perhatikanlah dengan seksama, apakah overaktivitas anak hanya karena ia
tidak mampu memusatkan perhatiannya terhadap sesuatu lebih dari beberapa menit
saja, ataukah ia tidak mampu mengendalikan diri dalam situasi yang menuntutnya
untuk bersikap tenang.
Penyebab Hiperaktif

Beberapa
hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah :

1) Kondisi saat hamil
& persalinan.
Misalnya keracunan pada akhir kehamilan (ditandai dengan tingginya tekanan
darah, pembengkakan kaki & ekskresi protein melalui urin), cedera pada otak
akibat komplikasi persalinan.

2) Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh
benturan kuat pada kepala anak.

3) Tingkat keracunan
timbal yang parah dapat
mengakibatkan kerusakan otak.Hal ini ditandai dengan kesulitan konsentrasi,
belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi timbal berasal dari industri peleburan
baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua. Obat untuk
mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya diberikan dibawah pengawasan dokter
bagi anak kadar timbalnya sudah sangat tinggi, karena obat tersebut mempunyai
efek samping.

4) Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga
sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya,
tingkah laku menjadi tidak terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban.
Segeralah hubungi dokter THT jika anak menunjukkan ciri berikut : perkembangan
bahasa yang lambat, lebih banyak memperhatikan mimik lawan bicara & lebih
banyak berreaksi terhadap perubahan mimik & isyarat.

5) Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh
hubungan anak dengan dunia luar. Meskipun jarang, hubungan dengan anggota
keluarga dapat pula menjadi penyebab hiperaktivitas. Contoh kasus, orang tua
yang bersikap sangat tegas menyuruh anak berdiri 15 menit di pojok ruangan
untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit berlalu, maka anak
malah mempunyai energi berlebih yang siap meledak dengan akibat lebih negativ
dibanding kesalahan sebelumnya.
Mengatasi Hiperaktivitas

Hal utama
dalam mengatasi hiperaktivitas anak adalah hubungan yang baik antara orang tua
& anak. Berikut ini beberapa kaidah bagi orang tua dalam berinteraksi
dengan anak :
1) Mengidentifikasi segi
positif.

Tidak ada
anak yang benar-benar berantakan tanpa mempunyai segi positif, sekalipun ia
tergolong anak yang hiperaktif. Satu hal yang salah & sering terjadi, bahwa
orang tua mengukur segi positif anak dengan saudara sekandung atau teman
sebayanya.

Perlu disadari bahwa setiap
anak mempunyai perkembangan yang berbeda meskipun saudara sekandung. Beberapa
peraturan bagi anak dapat dibuat dengan memenuhi syarat berikut : jelas &
tidak abstrak, sesuai syar’i, diawali dengan peraturan mudah dalam waktu yang
pendek, tidak dengan marah ketika menerangkannya pada anak, sesuai dengan
tingkat perkembangan anak dan tidak terlalu banyak.
2) Memberi hadiah

Misalnya
jika anak berhasil, yang bersifat : langsung diberikan, menyenang-kan hati anak
tanpa keluar dari batas syar’i, konsisten yang berarti diberikan bagi anak yang
benar-benar berhasil dan bukan karena rengekan, disampaikan dengan hangat &
dibarengai dengan pujian.
3) Sekali waktu mengajak
anak menyalurkan energinya di tempat yang lebih luas,

misalnya di
taman. Jika orang tua merasa butuh pertolongan, anak bisa dibawa ke klinik
spesialis terpadu. Disana anak akan dibantu oleh beberapa ahlinya dalam ilmu
penyakit jiwa anak, ilmu jiwa klinik, ilmu jiwa pendidikan, dokter anak &
psikoterapis. Bagaimanapun, anak adalah amanah Allah. Tugas orang tua adalah
bagaimana memaksimalkan diri dalam membawa mereka menjadi hamba Allah yang shalih.
Dan Allah-lah yang akan menentukan hasilnya.

sumber : http://www.halalguide.info/content/view/911/70/
Perilaku Hiperaktif Pada Anak Perilaku Hiperaktif Pada  Anak Reviewed by Ozie Segeran on 21.03 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.